YANUARGROUP COMPANY

DRAMA

                                                                                                                                 MENGGAPAI ASA

Bercerita seorang anak muda yang masih berumur 15 tahun yang menginginkan sebuah ketenangan hati yaitu dengan memiliki senibuah sekolah, yang mana ambisinya itu yaitu menjadi seorang yang bisa berhitung dan membaca, karena faktor kemiskinanlah yang menyebabkan ini terjadi padahal teman teman di kotanya semua bisa membaca dan berhitung, namun ia malah tidak bisa apa-apa,mungkin letaknya yang terlalu jauh dari perkotaan, terletak disebuah desa yang hanya dihuni oleh 50 kepala keluarga, yang semuanya adalah bertani, teman-teman sepermainannya ternyata tidak menghinginkan sekolah sehingga selama ini ia hanya terpengaruh oleh temannya, yang setiap harinya bekerja merawat ladaang dan sawah milik orang tuanya.
    suatu ketika ia terbawa oleh sebuah truk ketika ia sedang mengais sampah di sebuah truk sampah didesanya, sehingga saat itu ia melihat pesona anak-anak kota yang begitu maju dan pintar, banyak terpajang huruf huruf dan angka disana sini, inilah yang menjadikan bingung, lalu ia berusaha untyukl naik truk itu lagi untuk pulang ke desanya dan menanyakan semuanya itu kepada orang tuanya dan teman didesanya kemungkinan ada yang tahu, ia tuliskan diselembar kertas bekas, dengan tinta bolpoin yang dibuang di sampah, ia tuliskan banyak kata-kata yang bikin ia penasaran. ia bermbisi untuk menjadi seperti anak kota dan memimpin desannya supaya maju dan bersih, dikerenakan pemuda dan orang-orang didesanya sungguh berantakan, ada yang suka minum-minuman keras, main judi, dan yang anehnya lagi kepala desanya juga ikut.
   
Adegan 1
    Bagas duduk termenung di sebuah pohon yang rindang, anginnya yang semilir membuatnya betah, ia terus melamun ke arah depan, tiba-tiba ada seseorang yang mendekatinya.

Bagas: aku ingin supaya desaku ini seperti diperkotaan yang bersih tanpa banyak dosa, dan orang-orangnya  bisa pintar seperti mereka, apa mungkin ya aku bisa membuat seperti ini ya......? aku bingung apa yang aku harus lakukan aku tak tahan seperti ini 

    bagas akhirnya menuju ke tempat tidur untuk tidur, ditengah lamunannya ia memikirkan sesuatu yang ada di perkotaan, nampaknya disana tempatnya orang pintar.
Bagas: kenapa semua orang yach, mungkin benar kemiskinan lah yang buatnya seperti ini, seperti aku ini....tapi kenapa aku tidak menjadi seorang pelopor ya, mungkin akku bisa menjadi seoramng pelopor, aku yang akan memintarkan mereka semua.........
Bapak: gas kamu kenapa kok ribut.....bapak gak bisa tidur nih.....
Bagas: Bapak katanya sakit kok kemari sih.....
Bapak: tadi ibumu yang bilang suruh bapak nemani kamu....
Bagas: oke pak saya bisa tanya pak? bapak punya kenalan yang pintar gak di kota?
Bapak: oh itu, punya sih...namanya Pak Darusman, di Rt.3 Rw.2 cimahi timur sana....emang ada apa sih
Bagas: bapak mulai becaknya lagi kapan pak...ke kota....
Bapak: ya nunggu bapak sembuh atuh........kamu tuh ada apa  sih
Bagas: oh iya yach kalau jalan khaki tak mungkin soalnya jaraknya 30 km, oh iya....truk sampah.......
    akhirnya bagas memiliki ide untuk menggapai tujuannya, ia pun akhirnya tidur dengan lelap, sambil bahagia
keesokan harinya bagas bersiap bekerja, bersawah menggantikan ayahnya yang sedang sakit, pagi-pagi ia harus bersawah kemudian mencuci kandang ternaknya.
Bagas: oke akhirtnya aku tahu caranya...nanti jam 10 aku ke sana...desa Ternomo  tunggu aku yach........
saat bersawah ia bertenmmu dengan seseoranng
Lesi: Gas kamu semangat sekali sih pagi-pagi sudah bangun, nyawah lagi, biasanya kan jam 7 kan?
Bagas: iya les, soalnya aku nanti akan ada urusan...
Lesi: urusan.....?, kayak bapak-bapak aja kamu tuh, aku pergi duluan yach.........
Bagas akhirnya selesai, ia memulai dengan mencuci kandang ternaknya
nya, saat itu datanglah dua orang temannya, budi dan Sultan
Budi: Gas kita main rolling yuk, mumpung masih pagi nih....
Sultan: kamu emang tumben sih membersihkan kandang jam begini, biasanya kan kamu masih tidur atau........lagi nangis...........
Budi: iya...eh main bola aja yuk...kamu kan suka
Bagas: nggak ah......aku nanti ada urusan......(sambil membersihkan) 

    Tiba pukul 10, seperti biasanya ada sebuah truk dari kota yang mampir ke desa, untuk ambil sampah, bagas menanti berjam-jam .
Bagas: aduh lama banget yach.....mungkin apa tidak datang, tapi biarpun lama aku akan menunggunya..
    datanglah truk sampah yang dinanti-nanti, dengan kece
patan dan kelincahannya ia berhasih masuk didalam bak sampah biarpun bau itu sudah biasa untuknya.
Bagas: akhirnya aku bisa masuk ini adalah tahap pertamaku.....selamat tinggal desaku aku kan kembali dengan berjuta ilmu.( sambil melambaikan tangannya), oh iya tadi alamatnya di cimahi timur, bapak Darusman. oke aku akan ke sana, aku membawa kertasnya (sambil membuka kertas lusuhnya)
    Didesa teman-teman bagas lagi asyik-asyiknya bermain bola
Rudi: eh bagas kemana sih.......kok nggak kelihatan
Dani: iya biasaia kan ssemangat untuk main bola
Lesi: eh kenapa pada diam ayo dong mai, cepat oper bolanya, lainnya pada nungguin tuh?
Rudi: Eh Les kamu lihat bagas gak?,
Lesi: tadi katanya lagi ada urusan.....
Dani: urusan..... ha...ha...ha.....
   
Adegan 3
    akhirnya truk sampai ke kota, melewati cimahi tengah dan barat.
Bagas: yeah akhirnya aku sampai juga, oke....ini sudah sampai mana yach....(sambil melihat tulisan) aduh aku tak bisa baca
         ah disini aja, aku turun, mungkin disini tempatnya.
Bagas turun dari truk dengan loncat saat truk berhenti di lampu merah., ia langsung berlari kedalam peruhan, terdengar suara teriakan beberapa orang...
Polisi: Hei.....hei.....jangan lari, kamu di tangkap....
Bagas: sial ada polisi, aku bersalah....tapi aku terpaksa.....
Polisi: hei berhenti, jangan lari...
    bagas terus berlari menerobos rumah-rumah, loncat, demi tujuannya, namun akhirnya ia terjatuh...........

    Andi kemudian datang
Andi: hei gas kamu ngapain di situ ngalamun, ini sudah hampir malam gas, ayo bergegas ke rumah
Bagas: kamu duluan aja sana, aku lagi mikir nih....(sambil cemberut)
Andi: emang kamu mikir apa an, kok nggak seperti biasa sih edakamu....(sambil heran)
Bagas: seperti biasa bagaimana, ini aku seperti biasa.........
Andi: itu kamu keras kepala kali sih....biasanya kamukan penurut.....
Bagas: oh jadi begitu ya......gini An, aku lagi mikir nih (sambil turun pohon)
Andi: mikir....nggak salah nih, emang kamu bisa mikir ya....
Bagas: eh aku ini sekarang berbeda....eh tahu nggak An, ternyata kita ini sedang dijajah.....
Andi: oh tidak....ada belanda takut..............(sambil belagu)
Bagas: ini serius An....kita ini hidup di kebodohan yang mana kita terus hidup di desa yang penuh dosa
Andi: maksud kamu apa gas......?
Bagas: tuh lihat...para pemuda kita telah hancur, mereka minum-minuman seperti itu dan main judi...itu ternyata yang bikin rusak
Andi: ah masak Gas...aku biasa main begituan tapi biasa aja tuh...kamu belum pernah ya....kuno tahu....
Bagas: (sambil marah), kamu An, memang bodoh sekali semuanya. (sambil pergi)
Andi: da..a...a...sang pemarah, kamu tuh yang bodoh....huh dasar

Adegan 2
      Bagas akhirnya pergi kerumah, untuk menanyakan sesuatu kepada orang tuanya, seperti biasa terlebih dahulu sebellu masuk rumah ia harus membawa kayu bakar untuk memasak pagi nanti.
Bagas: Assalamu’alaikum bu, aku pulang
Ibu:  baagaas ke mana aja kamu, dah taruh sini aja kayunya.......kamu itu kurang aja banget sih, pulang hampir malam begin i....eh kamu tahu nggak bapa’mu itu le lagi sakit jadi jangan buat ibu kesal dong
Bagas: iya bu....habis tadi bagas kebingungan.....
ibu: kebingungan kenapa....?
Bagas: soal itu kenapa warga di desa ini pada nggak bisa membedakan antara yang benar dan salah bu
Ibu: oh ibu tahu maksudmu,...itu sudah memang kodrat, nak,kiskinanlah yang buatnya seperti itu ..............BERSAMBUNG

Make a Free Website with Yola.